Joy & Pain of Learning
Terkadang, belajar terasa berat dan melelahkan dengan ujian dan tugas yang menumpuk. Terlebih semakin dewasa kita, seringnya yang membuat proses belajar terasa berat dan lelah adalah gebrakan hidup atau kejadian-kejadian yang tidak mengenakkan, hingga hal itu mengganggu fokus belajar dan kerja otak kita untuk menyimpan materi pembelajaran di ingatan jangka panjang.
Itu semua bukanlah akhir dari segalanya, kita sebagai manusia hidup naik dan turun. Ada kalanya kita bisa paham dan hafal materi belajar dengan cepat, ada kalanya sampai detik ini, materi saat kita kuliah atau SMA pun masih ada yang belum dipahami. Rangkaian fenomena tersebut adalah Joy (bahagia) dan Pain (rasa sakit atau kesulitan) dalam belajar. Semua orang mengalaminya, dan dengan itu kita diajarkan untuk selalu bekerja keras dan berusaha saat sedang di fase pain/tidak paham dan tertekan serta bersyukur dan konsisten belajar saat sedang joy/paham dan bahagia dengan nilai yang bagus.
Itu semua melatih otak kita agar mencapai tingkatan berpikir yang lebih tinggi serta membentuk pribadi yang lebih tangguh. Karena sebagaimana yang sudah disinggung, tantangan belajar nantinya bukan hanya soal dan rumus yang sulit, tapi juga berbarengan dengan kejadian dan masalah yang tidak menyenangkan dalam hidup. Sejatinya, itu melatih kestabilan kita dalam rangka membuktikan bahwa kita adalah pelajar yang pantas mendapatkan hasil terbaik karena kita sudah bertahan dalam kondisi pain dan bersyukur serta mengembangkan diri di kondisi joy.
Mulai dari berpikir pasif dengan menghafal materi, lalu dilanjutkan dengan berpikir kritis dan aktual, lalu berpikir secara sempurna dan evaluatif, hingga nantinya, kita mampu berpikir tentang berpikir. Semua itu akan kita dapati dengan menikmati semua fase joy dan pain in our learning journey.
Sukses selalu untuk teman-teman pelajar semua! Usaha tidak akan mengkhianati hasil.
(dari catatan kuliah Filsafat Barat 1, pada 10 September 2023)



Komentar
Posting Komentar