Bagi Yang Beragama Islam Coba Pahami Ini Baik-Baik


Masih menganggap belajar agama boring dan nggak penting? Coba pahami penjelasan ini!

Tentang Ajaran Islam

Sebelumnya, para pembaca semua hendaknya memahami bahwa islam bukan sekedar agama yang berbahasa arab disertai macam-macam wirid dan do'a. Bukan juga agama yang hanya berbicara mengenai hari akhir semata, atau lebih parahnya lagi menganggapnya adalah agama yang mengajarkan kita untuk menjadi sufi yang hanya sibuk beribadah dan menunggu karamah dari Allah SWT untuk menggandakan uang, menurunkan makanan dari langit dan sebagainya.

Islam lebih luas dan mendalam daripada hal-hal tersebut. Ajarannya meliputi segala tuntunan lengkap dan terjamin untuk kesejahteraan dunia-akhirat. Termasuk merespon tantangan masa kini atau di masa modern ini. Meski literaturnya kebanyakan berbahasa arab, cobalah untuk tidak judging dari bahasanya, tapi dari kandungan kitab-kitab yang ditulis dengannya. Tidak ada hubungannya materi inti dengan bahasa apa yang digunakan (kalau susunan kata dan retorika itu beda lagi, ya). Jika isinya bermanfaat dan hal kebaikan, maka dalam bahasa apapun akan tetap sama kebaikan yang terkandung.

Ada banyak kitab dalam bahasa arab sebagai literatur utama agama islam yang menjadi tuntunan bagi pemeluknya setelah al-Qur'an. Yakni kitab-kitab adab untuk panduan bersikap sehari-hari kepada diri sendiri dan bersosial, tafsir untuk semakin memahami al-Qur'an, kitab fiqh untuk membentuk ibadah dan do'a yang sempurna sesuai rukun dan adabnya, kitab aqidah untuk memperkuat pondasi iman dalam lubuk hati pemeluknya agar setia memeluk agamanya, kitab ushul fiqh bagi yang ingin memelajari lebih dalam kaidah disusunnya suatu hukum dan ini juga melatih logika, dan masih banyak yang lainnya. Kitab tentang ilmu umum seperti kedokteran, matematika, filsafat, astronomi, geologi dan sejenisnya juga ada, karena memang ilmuwan muslim dahulu kala banyak menemukan teori dan menyusunnya dalam satu disiplin ilmu yang disebut.

Maka, dengan itu semua, pelajar agama islam yang baik akan memprioritaskan agamanya dalam menghadapi tantangan di zaman kini sekaligus memaksimalkan ilmu umum sesuai kemampuannya, karena semuanya lengkap dalam ajaran agama islam. Saat maksiat merajalela dan biasa, dengan pemahaman agama yang baik dan benar akan membentuk pribadi yang beradab jiwa dan raga, menjaga diri dan agamanya. Itulah output muslim yang memelajari agama islam dengan baik.

Islam Menjawab Tantangan Zaman Kini


Ajaran islam ini tidak berfokus pada waktu tertentu; seperti shalat dan berjilbab hanya untuk manusia di zaman Rasulullah SAW, atau haji hanya untuk orang mekkah, ada yang namanya dasar ilmu atau hal-hal inti, yang tidak bisa diubah dan diganggu gugat. 

Seperti masalah ketuhanan, semua muslim sepakat Tuhannya adalah Allah, dari zaman nabi Adam hingga detik ini. Semua muslim sepakat bahwa syarat masuk islam adalah dengan syahadat, semua muslim sepakat bahwa shalat harus menghadap kiblat, dan sebagainya. Di sisi lain, ada hal-hal yang bisa diubah menyesuaikan zaman, seperti keringanan shalat dan puasa untuk orang yang sedang melakukan perjalanan, keringanan untuk qadha atau qashar shalat dengan berbagai syaratnya. 

Termasuk bagaimana syariat islam menjawab tantangan zaman kini. Ketika banyak orang yang belajar dan kuliah hanya untuk bekerja, islam mengatakan bahwa belajar itu karena Allah, bukan karena bekerja. Ketika banyak orang yang tidak setuju dengan statement dari islam tersebut, dalam ajarannya terdapat banyak bahan yang bisa dijadikan bukti, kenapa belajar harus karena Allah dan bukan karena bekerja. 

Islam melarang pacaran, minum minuman memabukkan, memakan daging babi, memelihara/menyentuh anjing, dan berbagai hal yang mungkin nampak tidak enak di mata manusia yang dibutakan hawa nafsu. Tapi, itu semua ada kebaikan untuk manusia yang kerap tidak dipahami dan hanya disalahpahami. 

Yang masih bilang kalau agama islam kuno dan tidak relevan, sudah banyak bukti dari syariat yang diterapkannya sejalan dengan prinsip kemanusiaan dan kesejahteraan manusia. Sebenarnya, manusia tidak perlu repot-repot meneliti di lab apa bahaya daging babi atau memikirkan mendalam tentang dunia dan tujuan ia diciptakan jika ia memahami islam dengan baik. Tidak perlu debat panjang di pengadilan atas nama kemanusiaan dan menghafal kitab undang-undang yang tebal dan sangat banyak itu demi keadilan bagi semua manusia. Al-Qur'an sebagai kitab suci umat islam untuk memelajari agamanya sudah menyampaikan itu jauh-jauh hari. Hanya saja manusia suka ngeyel, merasa pintar dengan logika dan otaknya yang terbatas. Merasa bisa semuanya diurus sendiri dalam perihal dunia, merasa islam atau hal berbau agama terlalu mistis dan menyangkut hal ghaib terus serta tidak relevan karena literaturnya berbahasa arab, sedangkan yang marak zaman kini adalah bahasa inggris.

Jadinya, agama hanya sebuah nama, bukan identitas yang mengakar yang ajarannya dilaksanakan lahir-batin oleh seorang muslim. 

Jadi, setelah ini, masih mau menganggap agama sebelah mata lagi? Ingat, yang rugi atau untung itu kita, Allah SWT tidak membutuhkan apapun dari kita, justru Ia menurunkan syariat islam demi kesejahteraan hamba-Nya. 


Dari nasehat asatidz/guru di pondok setiap menjelaskan bagaimana memelajari dan mengamalkan ajaran Islam dengan baik.

Komentar

Postingan Populer