Prepare Makalah for Malay Trip

 

Senin, 10 Juni 2024, pukul 16.27 WIB adalah waktu presisi video ini direkam. Waktu itu saya dan Chamilla sedang makalahan. Ya, tahun-tahun terakhir di pondok banyak difokuskan pada dua prioritas; makalah untuk dipresentasikan ke Malaysia dan skripsi. Meski kedengarannya itu adalah karya ilmiah besar dan berat, tapi lingkungan di pondok; referensi dan dosen sangat mendukung, jadi jika kita memanfaatkan dengan baik, semuanya akan terasa mudah. 

Merekam dan memotret dengan kamera laptop bukan berarti saya lalai dengan tugas yang harusnya saya kerjakan. Ini hanya selingan sedikit agar otak saya bisa mencerna informasi dan ilmu untuk nugas lebih lancar. Lagipula, tugas monoton tidak selalu bagus untuk otak, ya gak? *bertanya dengan nada pembelaan.

Toh, tugas itu kewajiban dan prioritas yang harus saya kerjakan. Jadi, saya pastikan ia selesai lebih dulu sebelum saya leha-leha, bahkan "leha" sesepele memotret dan mengabadikan momen dengan kamera laptop ini. 

Semenjak pindah asrama, santri akhwat menggunakan laptop hanya boleh di aula asrama. Nah, video di atas itu gambaran sekilas kondisi kalau laptop-an di aula. Yang pasti rasa dan hawanya beda dengan lapotp-an di kelas. Semua orang tidak bisa memilih di ruangan atau kelas mana mereka ingin menggunakan laptop. Tidak bisa asal rebahan karena kapanpun suka ada tukang atau santri ikhwan yang berkeperluan masuk (meskipun aula ini judulnya "aula akhwat", tapi sebenernya ini digunakan umum, ikhwan-akhwat boleh akses), lebih silau, lebih jauh kalau mau ambil buku dan makanan di kamar karena kamar santriwati adanya di lantai dua. Tapi, kalau mau ke perpus lebih depat, karena asrama akhwat ini bersebrangan dengan perpus, hanya dibatasi gerbang pondok dan asrama saja. 

Masa menulis untuk makalah Malaysia ini tidak ada yang spesial-spesial amat selain fase presentasi di depan Prof Ugi Suharto (menurut saya pribadi nih, bukan berarti selain itu se-"biasa" itu ya, tidak ada maksud underestimate, kok). Proses menulis ya sederhana saja, terlebih kami sudah pernah menulis makalah di PRISTAC 2, jadi, bagi yang menulis makalah dengan bahasa inggris kali ini ya hanya perlu ekstra di translate-nya.

Karena makalah ini akan dipresentasikan di Malaysia, jadi yang cukup berat bebannya adalah bagaimana kami mempresentasikannya di sana nanti, terlebih bagi yang memutuskan menulis dengan bahasa inggris.

Saya pakai bahasa apa? Bahasa inggris lah. Kenapa? Saya mau keliatan keren sedikit, haha. 

Nggak lah, saya mau upgrade diri. Kalau dengan bahasa indonesia lagi, buat apa saya menulis makalah baru? Toh, dengan makalah PRISTAC 2 sudah cukup kalau begitu. 

Capek? Nggak sih. Saya sangat menikmati.

"Wah, berarti jago banget ya bahasa inggrisnya." Nggak, justru inggris saya bare minimum banget. Hira-Chamilla justru yang jago masalah itu. Tapi, karena saya yakin dengan diri saya dan masih banyak waktu, saya akan mengusahakan apa yang bisa saya usahakan. Toh, punya temen jago bahas ainggris seperti mereka berdua juga banyak membantu buat saya.

Menulis bahasa inggris itu bukan masalah jago-nggak-jago, tapi sekuat dan serajin apa kita memperbaiki grammar dan memilih istilah yang tepat. 

Toh, kalau salah nggak akan fatal dan memalukan banget, selagi kita mengusahakan yang terbaik. Oleh karena itu, proses menulis makalah inggris dan presentasinya ini terasa sangat luwes buat saya. Tantangan menulis selalu ada, justru saya koreksinya banyak. Tapi, itu tandanya kita sudah naik level, setidaknya kita tidak sama dengan diri kita di masa lalu, karena kita sudah bergerak beberapa langkah lebih maju. 

Mempersiapkan makalah Malaysia kali ini bukan adu sempurna-sempurnaan, tapi bagaimana menulis sesuai kapasitas kita dan mempresentasikannya dengan sangat baik, sesuai usaha maksimal kita.

Komentar

Postingan Populer