Adu Pesona Santri vs Siswa

sumber: ilustrasi guru mengajar

Setiap lingkungan punya “auranya” sendiri. Sekolah umum punya gaya khasnya, pesantren pun punya pesonanya. Dan kadang, tanpa kita sadari, ada semacam “adu pesona” tidak resmi antara santri dan siswa. Bukan kompetisi serius, cuma perbandingan lucu-lucuan tentang daya tarik dua dunia yang berbeda. Meski santri juga bisa dibilang siswa, tapi tulisan kali ini menyoroti beberapa perbedaan besar yang ditemukan antara keduanya, so bukan berarti mana yang paling baik dan buruk, tapi dengan perbandingan ini diharapkannya kita dapat memahami bahwa pesona dalam keberagaman itu indah dan saling melengkapi adanya.

Nah, siapa sih yang lebih memikat? 

1. Pesona Santri: Kalem, Adem, dan Punya Kharisma Alamiah

Santri punya vibe yang unik: tenang, kalem, tapi kalau ngomong selalu ada isinya.
Mungkin karena keseharian mereka dekat dengan kitab, shalat berjamaah, dan lingkungan yang penuh adab, jadinya aura mereka lebih "adem". Banyak orang bilang, pesona santri muncul dari hal-hal sederhana:

  • cara bicara yang sopan,

  • tatapan yang teduh,

  • senyum yang nggak dibuat-buat,

  • dan—jujur aja—kharisma orang yang hidupnya teratur.

Belum lagi kalau mereka punya suara bagus pas ngaji… wah, makin-makin auranya. 

2. Pesona Siswa: Enerjik, Bebas, dan Fleksibel

Sementara itu, murid sekolah umum punya vibe yang lebih ekspresif dan energik. Mereka terbiasa dengan lingkungan yang penuh variasi: organisasi, lomba, ekskul, dan pergaulan yang lebih luas.

Dari sananya, mereka biasanya:

  • lebih cepat adaptasi,

  • percaya diri kalau bicara,

  • kreatif dalam banyak hal,

  • dan punya gaya bebas yang menyegarkan.

Pesona murid biasa sering muncul dari spontanitas dan keluwesan mereka dalam bersosialisasi.

3. Santri Unggul di Kematangan Sikap, Murid Biasa Unggul di Keberanian Ekspresi

Kalau bicara tentang kedewasaan emosional, banyak santri terlihat lebih matang. Lingkungan yang serba disiplin dan teratur membuat mereka terbiasa mikir sebelum bertindak. Sebaliknya, murid biasa unggul dalam menunjukkan diri apa adanya. Mereka tidak terlalu dibatasi, jadi lebih berani mencoba hal baru, eksplorasi bakat, dan mencoba banyak peran. Dua-duanya menarik, tinggal preferensi orang saja.

4. Gaya Hidup: Minimalis vs Modern

Santri: hidup sederhana, seperlunya saja.
Murid umum: mengikuti tren, lebih update, dan stylish.

Pesona santri justru muncul dari kesederhanaannya.
Pesona murid biasa muncul dari gaya modernnya.

Dan lucunya, masing-masing justru saling penasaran dengan gaya yang lain.

5. Dua Dunia, Dua Pesona — dan Keduanya Sama-Sama Menarik

Pada akhirnya, bukan soal siapa yang lebih unggul. Santri dan murid biasa sama-sama punya pesona yang khas:

Santri: kalem, berwibawa, tenang, adem dilihat.
Murid biasa: ceria, ekspresif, energik, penuh warna.

Semuanya tinggal cocok-cocokan. Ada orang yang jatuh hati pada ketenangan santri, ada yang jatuh hati pada keceriaan murid sekolah biasa. Yang jelas, dua-duanya punya nilai plus dan daya tarik yang nggak kalah satu sama lain. 

Sekarang pun, sebenarnya santri pondok modern memiliki 2 pesona tersebut; pesona santri dan siswa, karena seiring berkambangnya zaman, pesantren tempat santri belajar semakin lengkap fasilitasnya hingga mencakup ekskul-ekskul non-akademik dan tidak hanya terbatas pada pengetahuan agama saja. Apapun itu, mereka berdua ini adalah salah satu referensi yang layak menjadi patokan ingin seperti apa kita/anak kita di masa sekolah nanti. Tidak ada yang buruk dan baik, semua resiko bisa dipertimbangkan sesuai kebutuhan. 


Komentar

Postingan Populer