Buat Cowok-Cowok, Ini Step Sederhana Untuk Mulai Menjadi Ganteng
![]() |
| ilustrasi cowok ganteng/sumber:www.freepik.com |
Pembaca cowok/laki-laki/pria diharapkan tidak ge-er ya baca judulnya. Judul tidak mengindikasi ke siapapun dengan penyebutan nama. Tapi, ini hanyalah serba-serbi dan kerandoman dari renungan yang suka muncul tiba-tiba.
Saya sebenarnya tidak begitu paham makna sejati dari kata ‘ganteng’ ya.. banyak sekali cowok ganteng bertebaran di muka bumi ini, bahkan saya beberapa kali menemukan om-om yang juga ganteng (belum pernah real-life, baru yang bisa dilihat di layar saja) Wajahnya menyegarkan (apasi? Tapi paham kan, ya…), badannya tegap (tanpa harus berotot sampai nampak bengkak), pundaknya proporsional (gak terlalu lebar dan pendek kalo di-compare dengan pinggulnya), style-nya cukup bagus (maksudnya, untuk jadi ganteng bagi saya tidak perlu pake style yang heboh sana-sini atau nyentrik, kalau memang casual dan simple, itu sudah cukup enak dipandang dipadu dengan perpaduan tone warna yang sesuai dengan kulitnya (setidaknya tidak masuk kategori tidak enak dipandang kalaupun nggak ganteng, ya gak sih?)), rambut! Tidak perlu diwarnain atau model cepak-badai-aneh lainnya, cukup rambut yang lebat-sehat dan terlihat sehat. Terakhir, pastinya GOOD FAITH, ATTITUDE AND TALK.
Kenapa
‘talk’ termasuk? Karena sebagai perempuan, saya pribadi seringkali merasa butuh
laki-laki yang enak dan sabar diajak dialog untuk mencapai pemahaman
yang lawan bicara maksud (yang pastinya timbal balik, ya). Di sini saya
mengerti bagaimana beratnya laki-laki bersabar atas kecerewetan perempuan, tapi
tetap saja, laki-laki yang jago bicara (tidak hanya dalam pub-speak)
dalam artian bisa memosisikan diri dengan baik di depan lawan bicara, terutama
perempuan (karena saya perempuan) adalah nilai positif yang begitu besar di
mata saya.
By the way, saya sangat berharap kriteria-kriteria di atas harap diperhatikan betul bagi pembaca laki-laki. Saya merasa laki-laki Indonesia terutama di Depok (karena domisili saya di situ) bisa untuk jadi lebih baik dalam penampilan. Kalau sedang diskusi dengan keluarga, saya dan keluarga kerap resah sendiri dengan topik diskusi ‘kenapa pemuda-pemuda Depok (anak-anak SMA lebih tepatnya) pada buluk-buluk dan ‘nggak’ banget, deh?’ (kenapa dibawa serius banget, deh? Padahal nggak begitu penting dibanding diskusi tujuan hidup).
Rambut berantakan, gaya petantang-petenteng, yang suka bikin saya enek adalah; suka berlagak si Paling Keren. Rasanya mau timpuk aja mukanya yang kusam dan bermulut buaya itu.
Tanpa memaksa tentunya, hanya saja kalau
dibandingin dengan contoh, pemuda 15-19 tahunan di Korea misalnya (duh, tanpa sadar saya
kalau referensi ke sini mulu, ya..) sebenarnya tidak terlalu cakep, mereka
tidak dilengkapi fitur mata yang besar dan rambut bermacam-macam seperti bangsa
kita, tapi mereka sangatlah besar perhatiannya ke penampilan, so the result,
pemuda-pemuda Korea memiliki rata-rata tinggi badan 175-189 cm di usia 14-19
tahun dengan perhatian gizi, makanan dan olahraga rutin yang tinggi. Gym
bukan hanya menjadi sarana untuk membesarkan otot dengan nafsu flexing,
tapi memang karena pemuda di sana ingin memiliki fisik yang prima dan bagus
juga sehat.
Tetap aja, judging by his face juga main term buat saya. Saya kerap berdo’a agar tidak ada laki-laki yang jeleeekkk banget wajahnya. Setidaknya, kalau tidak bisa sempurna (ya saya nggak memasang standar seperti wajah Cha Eun Woo atau aktor mana pun, semua orang bisa bersinar dengan kecantikan dan ketampanan yang unik sesuai dirinya masing-masing), dipoles sedikit pun dengan basic skin care sudah cukup jadi cakep-an lah, ya. Percaya atau nggak, pepatah
‘separuh masalah hidupmu akan selesai dengan wajah yang rupawan (atau ekspresi yang enak dipandang)’
ada benarnya. So, apapun itu, bukan hanya fokus menjadi
ganteng, tapi bukannya mengabaikan nikmat wajah bersih yang Allah SWT dengan
tidak menjaganya adalah bentuk ketidaksyukuran dan itu adalah hal buruk juga?


Komentar
Posting Komentar