Cara Tetap Produktif Saat Mulai Hidup Mandiri

ilustrasi dihasilkan oleh freepik.com

Produktif bukan hanya sibuk dengan tugas dan aktivitas segambreng. Buat apa mengerjakan tugas tanpa henti tapi kitanya burn out?

Otak manusia punya mekanisme bertahan hidup, jika kita membebani diri dan kerja otak dengan tugas berlebihan yang tidak diatur dengan baik, maka otak akan menganggapnya sebagai ancaman yang berbahaya bagi tubuh dan dirinya untuk bertahan hidup. Terjadilah procastinating atau kegiatan menunda-nunda.

Yang jelas, resiko dari menunda-nunda aktivitas ditanggung oleh kita sendiri. Karena kita sudah hidup mandiri dengan tidak mengandalkan orangtua lagi. Baik dan buruknya keputusan akan ditanggung oleh kita. Maka, untuk hidup mandiri yang produktif, berikut 1 tips dan trik super sederhana dari seorang calon mahasiswa yang sedang gap year:

Kelola emosi dalam diri. Maka semuanya akan berjalan dengan baik.

Ketenangan dan kontrol diri yang baik adalah kunci menjadi anak mandiri dan tak merepotkan siapapun, termasuk diri sendiri. Menjadi mandiri bukan berarti kita repot sendirian demi produktif dan menjadi orang dewasa yang baik. Akan tetapi, menerima keadaan, mengobtrol emosi dan ego dalam diri, lalu mengubahnya menjadi kekuatan. Menjadikan masalah yang dihadapi menjadi batu loncatan dan tantangan yang akan membuat kita naik level.

Ada kalanya dalam satu hari kita tidak in a rush atau mengerjakan tugas seabrek-abrek, tapi kita menyelesaikan beberapa dari puluhan yang bisa kita selesaikan dengan hati tenang, terkontrol dan penuh syukur. Menjadi produktif tidak selalu 100% sempurna menyelesaikan tugas dan checklist setiap hari, tapi selalu memotivasi diri, evaluasi diri setiap malam dan berdo'a agar diberi kekuatan lagi dan lagi.

Tantangan terbesar dari menjadi produktif saat mulai mandiri adalah; tekanan hidup yang tidak bisa diprediksi, tidak adanya orangtua yang selalu ada semasa kita kecil dulu, dan ketidakbiasaan diri kita dengan siklus hidup yang baru. Tidak semua hal harus diberikan solusi instan sesuai keinginan kita dengan segera. Jika kita sudah melakukan sebisa kita, pontang-panting tanpa henti, mencari jalan keluar untuk menjaga mental dan kewarasan tapi situasi tidak membaik sesuai keinginan kita, maka itu adalah lika-liku hidup yang harus dijalani.

Hanya menjalaninya; kunci menyelesaikan masalah dan kembali produktif dan termotivasi seperti biasanya. 

Menstabilkan emosi tidak pernah mudah. Dunia tidak pernah peduli apa yang tengah terjadi pada kita, ia akan terus berjalan sesuai ritmenya, bukan menyesuaikan dan berhenti kala kita tengah terpuruk. Tapi, kita selalu ada kesempatan dan pilihan untuk merajut niat kuat dan belajar lagi. Terus mencoba dan mencoba lagi. Terus bangkit saat jatuh dan belajar lagi. Motivasi kuat dalam diri akan membentuk emosi yang dikelola dengan bijak, tidak terlalu dipendam hingga menjadi bom waktu atau terus menerus dikeluarkan tanpa metode penyaluran emosi yang tepat. 

Maka, mari bersama-sama mulailah mengatur pikiran dan emosi dengan cara menjalani hari dengan sebaik-baiknya. Karena tidak mungkin orang yang bersungguh-sungguh diberikan hasil yang buruk. Keep waras and positive thinking everyone! God bless you!