Olahraga Tanpa Sadar dengan Jalan Kaki
Di Central Market, Malaysia (sesuai dengan foto yang di atas), saya bersama teman-teman lain yang tengah menjalani Educational Journey bertujuan untuk membeli beberapa oleh-oleh. Guru pendamping kami mengatakan kalau tempat tersebut adalah pusat oleh-oleh yang cukup terkenal.
Tentu, menelusuri segala oleh-oleh yang mungkin tak mungkin akan kami beli dan bawa pulang harus dengan berjalan kesana kemari. Harusnya, itu adalah kegiatan yang melelahkan dan memikirkan rasa lelahnya saja sudah membuat malas. Tapi, dengan antusiasme yang masih menyala-nyala dalam diri kami (mungkin faktornya: pertama, karena ini masih hari-hari pertama kami di Malay dan kedua, uang kami masih banyak dan hampir belum terpakai sama sekali), menelusuri sampai sudut market bukan hal yang sulit. Mungkin tanpa sadar kami sudah melakukannya.
Malam harinya, saat saya sudah bersih-bersih dan bersiap untuk istirahat, sejenak saya mengambil ponsel, lalu mengecek Google Fit. Memastikan apakah saya cukup sehat dan aktif hari ini dengan melihat hasil tracking olehnya selama seharian penuh (sebenarnya app ini juga untuk self-reward tanpa menghabiskan banyak biaya, dan ternyata sangat membantu dan bermanfaat untuk orang yang ingin membahagiakan diri tanpa menghabiskan uang lebih seperti saya).
Hasilnya:
Ulang lagi: 12.079 langkah.
Ya.. saya sadar masih banyak orang di luar sana yang memiliki pencapaian lebih tinggi dan hebat. Tapi, ini merupakan satu prestasi untuk saya yang biasanya untuk berjalan 5.000 langkah saja butuh effort dan niat besar serta memaksa diri untuk berjalan pagi atau sore selama 20-45 menit. Tapi, kasus kali ini saya melakukannya jauh di atas target saya (kurang lebih 4.500-5.000 langkah) secara tidak sadar. Unconsiously.
Olahraga sejatinya tidak harus di gym, berlari di atas treadmill serta menggunakan setelan olahraga hingga sepatu-sepatunya. Jika dipahami lagi, meng-olah-kan raga kita adalah dengan tidak membuatnya diam begitu saja. Meng-olah berarti bergerak, aktif, tidak pasif. Maka, olahraga yang penting adalah bergerak.
"Saya sudah bangkit dari kasur, berarti saya sudah olahraga."
Kalau bergerak biasa dan bergerak dalam olahraga itu sama, tentunya istilah tersebut tidak akan dibedakan. Apakah bergeraknya kita sudah membuat tubuh kita terlatih atau setidaknya merasa lebih segar? Kalau belum, berarti kita belum berolahraga dengan benar. Bergerak yang melatih dan membuat stamina tubuh kita naik.
Tentu after taste-nya akan berbeda, bergerak biasa dan bergerak yang membuat kita terlatih memberikan sensasi yang berbeda. Berjalan kaki (tidak perlu berjalan cepat, hanya berjalan dengan tempo biasa (meskipun berjalan cepat lebih baik jika kita ingin membakar lemak dan melatih otot kaki lebih)) idealnya, menurut artikel kesehatan yang penulis baca, berjalan kaki idealnya sekitar 5.000-7.500 langkah per-hari.
Dari sini dapat diambil pesan bahwa tidak ada bagi kita alasan untuk bermalas-malasan dan tidak berolahraga dengan dalih tidak ada coach untuk gym, jalan depan rumah tidak kondusif untuk berlari, alun-alun kota jelek, fasilitas olahraga di rumah atau di pusat olahraga kota tidak lengkap. Karena semuanya kembali kepada keinginan dan kesadaran dari kita masing-masing tentang apakah kita ingin mengembangkan potensi sehat diri kita dengan mulai berolahraga setidaknya berjalan kaki 1.000-3.000 langkah sehari? Lalu teruskan hingga 5.000, 7.500 hingga 10.000 langkah sehari.
Niatkan untuk menjaga nikmat kaki dan nafas normal serta sehat yang Allah SWT berikan, maka, berjalan kaki bukan hanya menjadi alternatif olahraga secara tidak sadar, tapi tiap langkahnya bisa dihitung ibadah dan menghasilkan pahala yang akan memberatkan timbangan kebaikan kita di akhirat kelak.


👍💪🌹❤️
BalasHapus