3 Tips Agar Tidak Bete Saat Menunggu
Bisa share artikel ini ke manusia-manusia ngareters yang ada di hidup kamu!
Menunggu bagi sebagian orang adalah momen yang cukup menjengkelkan. Terlebih untuk orang yang on time dan perfeksionis juga independen. Tak perlu berjalan jauh sampai kepada menunggu harapan atau berbalas perasaan, menunggu teman dari kamar mandi saja rasanya bisa begitu menjengkelkan. Lebih daripada menunggu perasaan kita dibalas olehnya.
"Hidup ini adalah menunggu. Menunggu kapan kita berhenti menunggu." Demikian kata Tere Liye dalam salah satu novelnya. Menunggu adalah bagian dari hidup kita, se-on time-nya kita, sekeras apapun kita menuntut orang untuk tidak membuat kita menunggu, kita tetap menunggu mereka sampai sesuai dengan harapan kita. Ia adalah hal yang tak bisa lepas dari hidup kita.
Kerap kali kelebat pikiran datang memenuhi pikiran penulis, tentang menunggu ini contohnya. The wise person once said, menunggu itu melatih kesabaran kita, melatih keridhaan kita, melatih kesetiaan dan kesungguhan kita (dalam segala aspek, ya, bukan hanya masalah percintaan), melatih kita untuk selalu membuat...
1) Back Up Plan dengan Kegiatan Kecil
"Dia biasanya lama kalo di suruh ini, berarti kurang lebih selama dia ngelakuin itu, saya bisa dengerin podcast."
"Oh, saya bisa pake waktu nunggu ini untuk tilawah atau baca buku lagi."
"Saya bisa makan ini di teras sebelum kita naik mobil buat berangkat. Hitung-hitung biar nggak ribet juga lah makan di mobil."
Banyak kesenjangan singkat di tiap jeda kita yang sebenarnya bisa kita gunakan dengan curi-curi kegiatan. Membaca, menulis, tidur sejenak sambil menunggu giliran ronda, tilawah Qur'an, mengisi jurnal, merapikan outfit sesekali agar saat waktunya berangkat tidak perlu berkaca lagi, memastikan semua barang bisa dibawa dengan baik dan aman dalam satu tas yang akan kita bawa nanti agar tidak kelabakan seandainya barang-barang tersebut jatuh berserakan. Apapun itu. Sejatinya, banyak hal yang bisa dilakukan.
"Tapi aku suka ada kegiatan yang gak bisa dilakuin di sela-sela waktu kayak gitu..."
"Misal aku maunya melukis, masa iya set up alat lukis di kondisi kayak gitu?'
First, ini pilihan. Ini hanya alternatif untuk menghilangkan bete dan perasaan 'buang-buang waktu' ketika menunggu. Terlepas kegiatan itu tidak bisa dilakukan di situasi yang curi-curi waktu, itu pilihan kita untuk ribet dan membiarkan kita tetap bete dan semrawut atau tidak.
Second, YA THINKING LAH, YA... yang namanya curi-curi waktu, pakailah aktivitas yang sederhana aja. Kita seringkali terlalu keukeuh tanpa bisa menerima resiko atau dampak dari ke-keukeuh-an kita (bisa juga dibilang keras kepala si yang seperti ini, karena bisa menjadi spesies yang nyebelin banget).
Karena yang kita mau itu segera nonton di bioskop, saat menunggu teman kita untuk ke sana, kita yang tidak berusaha mencari alternatif jadi kesal dan rungsing sendiri.
Please lah, ya. Jangan nyusahin orang karena ke bad mood-an kita. Kita hendaknya mempertimbangkan apa yang akan orang lihat pada kita (terlepas orang yang tengah kita tunggu) kalau kita marah-marah tidak jelas di depan toilet umum atau di telepon. Pasti minimal dilirik aneh dan mengherankan.
Tapi, marah dan kesal itu wajar. Sangat wajar. Itu juga diperlukan agar yang ditunggu juga tahu diri. Tapi jangan sampai hilang self control.
2) Mengobrol
Dengan teman yang memang kebetulan lagi menunggu bersama, atau dengan orang asing, siapapun. Hitung-hitung bisa mengembangkan skil bicara dan bersosial.
3) Main dengan Anak Kecil
Kalau menunggunya di tempat umum, bisa gunakan poin ini. Biasanya banyak anak kecil yang berseliweran di lorong kamar mandi atau di titik-titik strategis lainnya, seperti di depan toko atau tempat bermain.
Mulai dengan tersenyum ramah, lalu lambaikan tangan, ajak tos, lalu berjongkok atau menunduk untuk menyamakan mata kita dengan mata anak kecil itu.
"Hai! Nama kamu siapa?" Lalu bisa mulai ucapkan kalimat itu.
Apapun itu, kita sebagai orang yang ditunggu hendaknya harus tahu diri dengan menyegerakan urusan, atau setidaknya beri pemberitahuan kalau aktivitas kita akan memakan waktu lama sekaligus meminta maaf seandainya yang penunggu (kok jadi pakai penunggu?) harus menunggu lama. Sebagai penunggu, kita pun kerap kali harus lebih bersabar. Belajar mengambil nilai positif dari kegiatan menunggu itu. Karena bahagia dan hikmah dipetik dengan keputusan kita yang ingin melakukannya apa tidak.
Semoga kedepannya, kita senantiasa dimudahkan urusannya agar tidak banyak menunggu, membuat orang menunggu, atau lebih menyedihkannya membiarkan waktu kita berlalu begitu saja ketika menunggu dengan tidak melakukan kegiatan bermanfaat lainnya.


Komentar
Posting Komentar